Sabtu, 30 November 2013

Pendekatan imajinatif

Pendekatan imajinatif terhadap pendidikan mendekatkan pada pengajaran dan pembelajaran agar terfokus pada akuisisi alat-alat kognisi utama yang menghubungkan imajanasi siswa dengan ilmu pengetahuan dalam kurikulum, pada satu sisi, dan meningkatkan kekuatan otak mereka secara umum.
Tujuan pendidikan fleksibilitas adalah membuat para siswa yang mengetahui, yang mampu berpikir fleksibel, kreatif dan dengan energi akan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh tentang dunia dan pengalaman.
Alat-alat kogniser primer:
  1. Cerita adalah instrumen untuk mengorientasikan emosi manusia kepada isi cerita. Atau satu alat kognisi paling ampuh untuk keterlibatan imajinatif dengan ilmu pengetahuan. Pembentukan cerita dunia nyata inilah yang menjanjikan nilai paling besar dari pengajaran.
  2. Metafora adalah alat yang memungkinkan untuk melihat satu hal dalam perspektif yang lain. Kemampuan ini terletak pada pusat daya temu intelektual, kreativitas, dan imajinasi manusia. Lawan-lawan biner merupakan untuk mengatur dan mengategorikan ilmu pengetahuan.
  3. Rima, ritme dan pola untuk memberi bentuk yang bermakna, mudah di ingat dan menarik untuk isi apapun. Ini penting dalam pembelajaran semua sistem simbol, seperti matematika dan musik, dan semua bentuk ilmu pengetahuan dan pengalaman.
  4. Lelucon dan humor. Ini membantu melawan pembekuan imajinasi ketika siswa melewati masa sekolah dan membantu melawan penggunaan peraturan kaku yang kuno dan menunjukkan dimensi pengatahuan siswa yang kaya dan mendorong fleksibilitas pikiran.
  5. Penggambaran mental, siswa membangkitkan gambaran mental mereka sendiri. Penggunaan gambaran mental (yang berbeda dari gambar lain) harus berperan besar dalam pengajaran dan pembelajaran.
  6. Gosip, hal yang tidak bagus ketika menghindarkan penggunaannya dalam mengajar. Gosip melibatkan serangkaian keahlian, termasuk kemampuan untuk mencoocokan kejadian dengan narasi , dan dapat memperluas jangkauan pengetahuan imajinatif siswa..
  7. Sandiwara, membantu orang membebeskan diri mereka dari penggunaan prilaku dengan objek seperti dalam kelas. Dalam sandiwara mereka belajar bahwa mereka tidak dapat bertindak dengan kehendak, apa mereka harus mengikuti peraturan yang fleksibel, dan mereka dapat berpura-pura gembira ketika mendapat kesenangan.
  8. Misteri, untuk mengembangkan hubungan dengan pengetahuan yang berada jauh dari lingkungan. Misteri menciptakan kesan yang menarik. Subjek kurikulum mempunyai misteri yang terhubung dan bagian dari tugas untuk membuat kurikulum.
Alat-alat embrionik kemampuan membaca, ini digunakan ketika kebanyakan siswa menggunakkan alat bahasa lisan, dan secara bertahap. Menurut Vygotsky (1978) ini terlihat gambar yang diteruskan oleh siswa daam daerah pengembangan proksimal mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar